LAPAS GUNUNGSITOLI KANWIL KEMENKUMHAM SUMUT ASIMILASIKAN DUA ORANG WARGA BINAAN

 

Dokumentasi WBP saat menerima SK Asimilasi di Rumah.
    

GUNUNGSITOLI, Humas Lagusit – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Gunungsitoli memberikan asimilasi di rumah kepada 2 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Seluruh narapidana yang mendapat program asimilasi dirumah tersebut, dinyatakan memenuhi syarat substantif dan administratif. Kalapas Gunungsitoli, Effendi Yulianto mengatakan, program asimilasi di rumah dikhususkan kepada WBP diperpanjang sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap penyebaran Covid-19, Jumat (14/1/2022).

     Pelaksanaan tersebut sesuai dengan Permenkumham Nomor 43 tahun 2021 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 32 tahun 2020 tentang syarat dan tata cara pemberian asimilasi, pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat bagi narapidana dan anak dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19. 

Kalapas Gunungsitoli (tengah) di dampingi Kasi Binadik (kiri hitam) dan Kasubsi Registrasi (biru kanan)

Kasi Binadik dan Giatja Yosua Zeua menjelaskan, bahwa ke - 2 WBP tersebut telah dinyatakan memenuhi syarat substantif dan administratif mendapatkan program asimilasi. Mereka telah disetujui  para anggota Sidang Tim Pemasyarakatan (TPP) Lapas Gunungsitoli. “Beberapa syarat untuk dapat mengajukan program asimilasi di rumah tersebut, di antaranya telah menjalani 2/3 masa pidana, berkelakuan baik, tidak termasuk dalam pengecualian PP 99 Tahun 2012 dan tidak tercatat dalam register F (catatan pelanggaran disiplin),” katanya. Ia menegaskan, pemberian program asimilasi di rumah tersebut bukan berarti mereka telah dinyatakan bebas secara murni. 

Namun, para WBP tetap berada dalam pemantauan pembimbing kemasyarakatan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS) dan wajib melakukan pelaporan secara rutin. “Program asimilasi di rumah diperpanjang karena masih melonjaknya angka persebaran Covid-19 di Indonesia, sehingga pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM memberikan kebijakan agar program asimilasi dapat dilaksanakan di rumah sebagai upaya pencegahan dan penanggulan penyebaran Virus Covid-19 di Lapas dan Rutan, mengingat sebagian besar Lapas dan Rutan di Indonesia mengalami overkapasitas,” terangnya.

Kalapas Effendi Yulianto berharap ke-2 WBP tersebut dapat mematuhi aturan-aturan pelaksanaan program asimilasi di rumah dan jangan sampai kembali melakukan tindak pidana. “Jika ada melanggar, tentunya hak asimilasinya akan dicabut dan yang bersangkutan akan ditarik kembali ke Lapas Gunungsitoliu,” tutupnya. (*)






Posting Komentar

0 Komentar